DBL Camp 2024 memuat berbagai cerita menarik dari para peserta. Salah satunya adalah Julio Pasla dan Rafaelino Bryan, peserta perkemahan asal Sulawesi Utara yang harus berjuang keras untuk mencapai Jakarta.
Julio dan Bryan serta rekan-rekannya dari Manado harus menempuh jarak sejauh 946 kilometer untuk berkumpul dan bertanding dengan atlet bola basket lainnya. dari 30 kota provinsi untuk mengikuti perkemahan DBL selama kurang lebih seminggu.
BACA JUGA : Putaran Kedua FIBA Basketball Champions League Asia Siap Digelar
Seperti diketahui, mereka berkesempatan mengikuti perkemahan basket antar perguruan tinggi terbesar di Indonesia dan memperebutkan 12 kuota kedepannya. DBL Indonesia All Star dan akan diberangkatkan ke Amerika pada Juli mendatang.
Namun untuk bisa masuk 12 besar, para camper ini jelas harus bekerja lebih keras dengan seleksi yang mereka ikuti. Jauh sebelum kamp DBL Camp 2024 resmi dimulai.
Hal ini tidak bisa dibedakan dengan situasi darurat setelah Gunung Raung meletus untuk pertama kalinya dalam 22 tahun. Letusan 16 April juga berdampak signifikan terhadap operasional di kawasan tersebut, termasuk operasional bandara.
Kondisi ini rupanya juga berdampak pada Julio dan Bryan serta warga lainnya yang sedang dalam perjalanan menuju Jakarta. Perjalanannya memang harus cepat, namun kami harus menempuh jarak ratusan kilometer untuk mencapai Kamp DBL Camp 2024.
“Pesawat kami harus lepas landas pada pukul tujuh malam. Kami perkirakan sampai di hotel jam 23.00. “Eh, malah mereka sampai di apartemen jam 04.30 pagi,” kata Julio di situs resmi DBL.
Tapi dia tidak menunjukkan rasa lelahnya. . Hal ini terlihat pada hari pertama DBL Camp yang dimulai pada Selasa (23/04/2024).
Para camper Manado tetap melahap lari sprint 20m, shuttle run, dan latihan jalur meski tenaga sudah benar-benar terkuras.
BACA JUGA : Sikat Yordania 4-1, Indonesia Mantap ke Perempatfinal
“Sungguh lelah. Selain itu, kami juga menyiapkan di sana (Manado). “Tetapi karena letusan tersebut, kita melepaskan banyak energi,” kata Bryan.
“Mau bagaimana lagi. “Begitu kita sampai di sini, kita harus keluar, apa pun kondisinya,” dia berkata.