Kegagalan Barcelona ditandai dengan drama pemecatan Xavi Hernandez. Presiden Barca Joan Laporta mengungkapkan Xavi dipecat karena ragu dengan timnya. Pelatih berusia 44 tahun itu sukses membawa Barca meraih gelar LaLiga dan Piala Super Spanyol pada 2022/23, musim penuh pertamanya sebagai pelatih. Namun, musim kedua Xavi berakhir dengan bencana.
Blaugrana tidak memenangkan kejuaraan. Barca finis kedua di Liga Spanyol dan tersingkir di perempat final Copa del Rey dan Liga Champions. Yang lebih pahit lagi adalah kenyataan bahwa Barcelona harus melihat musuh bebuyutannya, Real Madrid, meraih kesuksesan besar dengan meraih gelar juara liga dan Liga Champions.
BACA JUGA : Islam Makhachov Lebih Komplit dari Khabib Nurmagomedov, Setuju?
Xavi sendiri mengumumkan pengunduran dirinya sebelum kontraknya berakhir pada Januari lalu. Seiring membaiknya performa Robert Lewandowski dkk, mantan gelandang Spanyol itu berubah pikiran dan memutuskan bertahan pada akhir April lalu.
Namun pembicaraan Xavi tentang krisis finansial Barcelona dan dampaknya terhadap kemampuan tim bersaing dengan Madrid adalah sebuah kesalahan. Di saat yang sama, Joan Laporta mencopot Xavi sebagai pelatih Barcelona dan menggantikannya dengan Hans Flick.
“Jika Xavi bisa berubah pikiran, kami juga bisa,” kata Joan Laporta kepada Barca One, seperti dikutip dari ESPN. “Itu semua agak dipaksakan ketika kami memutuskan untuk mempertahankannya.”
“Xavi adalah legenda di klub dan antusiasmenya membawa kami pada keputusan untuk memperkuat posisinya. Ketika dia berubah pikiran, saya bertanya kepadanya: ‘Apakah Anda percaya pada tim ini?’ Dia memberitahuku, ‘Ya.
“Dia bilang dia percaya pada tim Tapi kemudian ada komentar di mana dia mengubah percakapannya setelah dia berbicara dengan [direktur olahraga] Deco tentang perubahan yang dibutuhkan tim.”
BACA JUGA : Julian Nagelsmann soal Survei Rasis Timnas Jerman: Gila!
“Itu membuat saya berpikir tentang situasinya dan saya merasa tim membutuhkan dorongan baru. Menjadi lebih kompetitif dan menggunakan apa yang kami miliki. Saya harus membuat keputusan sulit dengan legenda Barca. Hatiku berkata dia harus bertahan, tapi bukan kepalaku.”
“Aku harap [hubungan kami] bisa bertahan lama. Saya melaluinya bersama [Ronald] Koeman, [Lionel] Messi, [Gerard] Pique, [Sergio] Busquets, [Jordi] Alba dan sekarang Xavi. “Semua keputusan dibuat untuk kepentingan Barca – klub adalah yang utama,” kata Laporta.